Sudahkah kamu bersyukur hari ini?
Baru saja atau bahkan seringkali saya melihat linimasa
Twitter yang berisi keluhan; justru bukan ucapan syukur atas nikmat yang
didapatkan. Contohnya hari libur panjang minggu ini, banyak dari mereka yang
memaknainya hanya dengan potongan-potongan kalimat "aah! Hari libur gak
ngapa-ngapain!!", "duh! Hari libur kurang lama", "duh! Hari
libur belum ada pacaaaar!"... LHOO! oke! Dan seterusnya!
Setiap habis hari libur pasti akan datang hari kerja.
Seperti kita sedang duduk di ruang tengah rumah lalu berjalan menuju jendela
terdekat untuk kita buka. Kualitas kegiatan yang kita rasakan saat kita 'duduk'
akan berbanding lurus dengan perasaan bahagia saat kita 'membuka jendela'. Jika
kamu masih mengeluhkan sesuatu setelah 'membuka jendela', jangan-jangan posisi
kamu 'duduk' pun kurang mengenakkan. Jadi, sesebentar apapun hari liburmu
tetapi jika kamu bersyukur dan menganggap semua menyenangkan, sedikitpun kamu
gak akan berat hati untuk kembali memasuki hari kerja.
Seperti saat ini, saya sedang terduduk, saya mensyukuri
kebahagiaan-kebahagiaan beberapa hari kemarin, juga meyakini untuk
kehebatan-kehebatan hari esok. Nikmat sekali; Tuhan saya Maha Hebat.
Tuhan Maha Hebat, hebat membawa saya yang dulu menjadi saya
yang seperti sekarang, juga akan lebih hebat lagi suatu hari. Sekarang, saya
memang belum bisa memberi banyak, tapi saya masih belajar dan terus belajar
agar kelak bisa banyak memberi.
Saya ingat ada beberapa mimpi-mimpi yang saya tuliskan
ketika dulu training ESQ sebelum UAN SMA. Mimpi-mimpi itu adalah bahwa saya
ingin menjadi:
1) Seorang ayah yang sayang keluarga;
2) Seorang manusia yang berguna bagi manusia lainnya;
3) Seorang insinyur yang fenomenal;
Seingat saya, dulu pernah menuliskan 5, tapi hanya 3 yang
saya ingat dengan jelas. Sisanya saya tulis pada saat ini.
4) Seorang developer yang berperan dalam pembangunan dan
cinta lingkungan;
5) Seorang direktur yang mampu mengarahkan banyak orang,
bukan menyalahkan.
Tuhan benar-benar Maha Hebat, kan? Iya, asal kita percaya.
Lihat saja, saya dulu menulis keinginan nomor 1, kemudian
Tuhan menganugerahi saya sebuah keluarga yang penuh kasih sayang, memberi
banyak pelajaran dari tiap belaian. Karena semua berawal dari keluarga, itu
semua akan saya bawa kelak ketika berkeluarga. Saya menulis nomor 2, kemudian
Tuhan memberi saya kemampuan untuk cepat belajar, menganugerahi saya
teman-teman yang luar biasa, membuat saya mengerti arti saling mengisi dan
melengkapi. Saya menulis nomor 3, bahkan sebelum saya tahu saya mau masuk jurusan
apa di Perguruan Tinggi. Sekarang, saya telah dianugerahi gelar Sarjana Teknik.
Ya, seorang insinyur, kawan!
Saya percaya bahwa keajaiban dari berani bermimpi adalah
adanya hal-hal menakjubkan yang Dia tunjukkan dalam perjalananmu menggapainya. Saya hanya tinggal percaya, Tuhan akan mengerjakan sisanya;
mimpi nomor 4 dan 5.
Bersemangatlah! Yang bekerja, sudah ditunggu penerapan ilmu
dan penyerapan tenaganya untuk negara. Yang sekolah, sudah ditunggu beribu-ribu
ilmu untuk nantinya diterapkan.
Jadi, sekarang jangan kebanyakan 'duduk', bisa bikin encok
sama pegel-pegel katanya. Hehe.