Segala sesuatu yang pertama kali itu identik dengan sesuatu
yang kita cari sendiri cara untuk menjalaninya. Seperti halnya sekolah pertama
kali, pacaran pertama kali, kuliah pertama kali, atau bahkan apa saja hal-hal
yang kita lakukan pertama kali. Ternyata dari semua itu, kita semua punya yang
namanya ‘naluri’, untuk melakukan sesuatu yang memang baru pertama kali lalu menuliskan
adaptasi dan menyimpannya dalam memori otak kita. Intinya yang pertama kali itu
bikin bingung. Makanya saya memilih bercerita sejak pertama kali kuliah hingga
saat ini di sini daripada terlalu memusingkan laporan Tugas Akhir tentang
metode pertama kali di Indonesia.
Sejak dulu pertama kali menginjak bangku kuliah hingga
sekarang sudah mau menginjak mimbar wisudawan, sebenarnya sudah banyak cerita,
suka, dan duka tertoreh. Ada banyak nilai-nilai ilmu hingga nilai persahabatan.
Mulai dari saya yang belum mengenal apa itu teknik sipil hingga sebentar lagi
dituntut tanggung jawabnya untuk menerapkan ilmunya kepada masyarakat sipil.
Ngomong-ngomong soal perkuliahan anak Teknik sipil,
sebenarnya bisa dibilang susah-susah tapi mudah, dan tetap semua tergantung
pada niat dan motivasi diri masing-masing. Buktinya, sudah ada teman-teman saya
yang tumbang perihal kesetiaan, kesetiaan pada fakultas dengan alasan
macam-macam. Saya juga tak yakin mereka adalah orang yang setia juga pada
pasangannya. Hahaha.
Kuliah di jurusan teknik sipil itu emang banyak yang bilang
jurusan paling sulit dari semua jurusan, mulai dari tugas kecil hingga tugas
besarnya. Tugas besar adalah tugas yang wajib dikerjakan dan menjadi beban di
tiap semesternya. Semua bidang teknik sipil mulai dari transportasi, struktur,
sumber daya air, hingga manajemen proyek semuanya tercakup dalam tugas besar
tersebut. Tugas besar ini mungkin yang menjadi hal paling berat, yang walaupun
dijalani sebenarnya sih aman terkendali aja. *naikin kerah*
Saya merenung dan saya menyadari, sebenarnya masih sedikit
ilmu yang saya dapatkan dibanding lamanya masa perkuliahan. Tapi keinginan
untuk sukseslah yang membuat saya ingin tetap belajar. Keinginan untuk bekerja
sebelum membuka lahan pekerjaan, insya Allah. Keinginan untuk merealisasikan
mimpi. Mimpi bekerja di perusahaan kontraktor ternama walaupun sebenarnya
lapangan kerja bagi lulusan teknik sipil sangat luas. Mimpi untuk menjadi kaya
lalu mengayakan Indonesia. Mimpi untuk bisa membantu siapapun orang yang
membutuhkan. Mimpi yang dibangun bersama kawan sejati, kawan seperjuangan dalam
Kerja Praktek. Kawan yang rela menyamarkan namanya demi sebuah kehadiran
asistensi, kawan yang rela mengucurkan keringatnya walau bukan demi nama
kelompoknya, kawan yang benar-benar bisa disebut kawan. Namun, dia telah lebih
dulu dipanggil Tuhan. Kami yakin, kamu pasti kelak ditempatkan di Surga-nya
kawan.
Di sini, di kampus ini banyak sekali nilai-nilai kehidupan
yang tersematkan, juga bermacam-macam karakter orang. Saya jadi mengerti
tentang pentingnya kebersamaan, sebuah kebersamaan yang jika kita punya uang
kita bantu mereka yang kekurangan, begitu sebaliknya. Sebuah kebersamaan yang
membuat kita tak pernah merasa kekurangan, sungguh. Sebuah kebersamaan yang
jika demi tugas salah satu begadang, maka yang lain juga demikian. Sebuah
kebersamaan yang indah, dan keren. Saya bersyukur punya teman-teman yang begitu
loyal, begitu setia kawan, begitu peka terhadap sesama, begitu tak bisa diam
berpangku tangan jika yang lain butuh bantuan. Mereka pasti kelak adalah sosok-sosok
yang akan saya rindukan, saat kita semua sudah berkeluarga dengan anugerah anak-anak
yang lucu yang akan jadi penerus kaya dan tawa kami juga.
Sekarang, yang menjadi keinginan terdekat kami mungkin hanya
satu. Angkatan 2008 menjadi para wisudawan dan wisudawati angkatan ke-64. Doa
dan usaha siang malam yang sedang kami kerjakan. Semoga hal itu akan menjadi
pohon bagi buah yang paling manis, yaitu wisuda pada waktunya. Amien ya Robbal
alamiin.